Decision
Ponselku
kembali bergetar lagi, sama dengan seluruh hatiku yang terjebak dalam getaran
rasa yang begitu memusingkan kepala dan membolak balik jiwa. Sebuah pesan masuk
dengan sender bernama Fathir. Sebuah
pengakuan telah dibuatnya untukku. Jantungku terkejut dan melompat - lompat
kesana kemari dengan riang tapi air mataku mengalir dengan deras tanpa
bendungan. Dua perasaan tanpa ujung yang pasti datang padaku. Fathir merasakan
apa yang aku rasakan. Dia mencintaiku dan aku mencintainya, tapi bagaimana
dengan Deni? Apa aku harus melepasnya? Tapi kenapa Fathir tidak membuat sebuah
komitmen dalam jalan cinta ini? Aku hanya diam seribu bahasa tanpa tau langkah
mana yang harus kutuju.
Hingga akhirnya
aku memilih langkah yang mungkin hanya fatamorgana bagiku. Aku memilih
melangkah bersama Fathir dan kutinggalkan Deni dengan seribu alasan yang
mungkin menyakitinya. Namun, aku merasa Deni lebih bahagia ketika aku
melepaskannya pergi. Sekarang hidupnya seperti tanpa beban karena dia bisa
pulang sesukanya, dia bisa dekat dengan siapapun, dan dia bisa merasakan
masakan mamanya dan satu lagi, dia bisa melakukan apapun yang dia sukai yang
menurut penuturannya selama ini aku melarangnya. Mungkin aku terlalu
mengekangnya, tapi entah kenapa aku mengabaikannya begitu saja. Pikiran dan
seluruh jiwa serta hatiku tertuju pada Fathir. Hanya dia yang ada disetiap
bagian otakku dan semuanya begitu nyata dan berbeda rasanya.
Sejak
kejujuran yang kita lakukan malam itu, aku dan dia menjadi semakin dekat. Rasa
canggung yang tiba- tiba muncul diantara kita awalnya sempat membuat sifat
salah tingkahku kambuh tak karuan rusuhnya. Dengan sigap aku mengatasinya.
Alhasil semuanya teratasi dengan satu senyuman dariku. Aku belum bisa mengatasi
tatapan mata dengannya, namun itu tak berlangsung lama setelah aku melihat
senyuman manis yang muncul dari wajah tampannya. Dia begitu istimewa dan selalu
menghadirkan cinta disetiap senyumannya.
Seusai pelajaran fisika hari ini, kita berencana
untuk menonton film, ini sudah menjadi rutinitas kita sepulang sekolah. Namun,
ada yang beda pada film kali ini. Bukan karena filmnya bergenre romance atau
komedi. Namun, rasanya ada yang spesial pada setiap detik yang aku lewati. Aku
duduk tepat disampingnya bersama dengan teman – teman kelasku yang lain. Dalam
sebuah kesempatan yang tak terduga tangan kita bertemu dan seketika itu
jemariku telah menyatu dengan jemarinya. Jantungku berhenti untuk beberapa saat
dan kemudian bergetar dengan sangat kencang hingga aku takut jika semua orang
panik mendengar getarannya. Dia hanya memasang senyuman manis itu ketika aku
menatapnya. Dan saat itulah aku merasakan segala masalahku berlalu dalam
genggaman tangannya. Aku merasakan setiap ion positif mengalir dari tangannya
menuju tanganku dan berlanjut kesetiap aliran darahku. Aku bisa merasakan
jiwanya yang tenang dan hatinya yang amat lembut dan aku merasakan setiap
aliran cinta yang begitu berarti bagi dia dan diriku. Genggaman tangan itu yang
selalu hadir disaat aku merasa gundah dan gelisah. Genggaman itu yang selalu
hadir menemani setiap detik dalam relung jiwaku.
“Kita
mau kemana teman – teman?” Tanyaku ke teman – teman seusai menonton film bergenre komedi yang mendadak jadi romance sejak kejadian itu.
“Gimana
kalau kita ngepump aja?” Jawab Tama
memberikan kita ide.
“Setuju
banget. Itung – itung merefresh otak
kita. Gimana?” Sahut Sodiq dengan antusias.
“Setuju,
gimana kamu?” Ucap Fathir seraya menatapku.
Aku
hanya menjawab dengan senyuman dan menjawab tatapan matanya yang hampir
membuatku pingsan.
Bersama
Fathir, Tama, Sodiq, dan Airin, aku berangkat menuju game centre di salah satu mall
ternama. Menghabiskan berjam- jam hanya untuk tertawa dan bersenang – senang.
Hingga entah bagaimana caranya tangan kamipun bertemu kembali dalam rajutan
indah tanpa celah yang membuatnya enggan terlepaskan.
Hari yang benar – benar indah dan berwarna, aku
merasakan cinta yang begitu luar biasa dari dirinya. Dan cinta itu begitu indah
menuntunku menuju jalan cinta yang begitu berwarna. Senyuman dan perasaan
gembira tak karuan membuatku tanpa sadar telah berhenti di depan kos
kesayanganku. Rumahku selama aku berada di kota ini. Mungkin jika aku memilih
Yogyakarta untuk meneruskan SMA/SMKku aku tak akan menemui dirinya yang begitu
menawan dengan senyuman indah itu.
Semua kata rindumu semakin membuatku
Tak berdaya... Menathir rasa ingin jumpa
Percayalah padaku akupun rindu kamu
Ku akan pulang... Melepas semua kerinduan…
Yang terpendam
#Now Playing-Chrisye_Kangen
Nampaknya
lagu itu tak akan beralih dari hidupku hingga aku kehilangan hasrat untuk tidak
mencintainya. Tapi kurasa itu tidak akan mungkin terjadi padaku. Walau rasanya
begitu aneh dan terdengar masih ragu – ragu kuucapkan, tapi aku pikir aku tak
bisa menghilangkan hasrat untuk tidak mencintainya. Rasanya perasaan rindu
menggebu - gebu terus mengusik hatiku takkala aku jauh darinya. Bayang –
banyanganya menyelimuti setiap nafasku dan setiap senyumanku. Dunia berubah
dengan hadirnya dia dalam hidupku. Selalu hadir dengan senyuman dan ketenangan
jiwa yang tak semua orang bisa lakukan untukku. Cinta hadir dengan tiba – tiba
diantara kita. Memang waktunya begitu cepat, tapi aku merasa aku mencintainya
sudah terlalu lama.
No comments:
Post a Comment