Sekarang saya sudah 20 tahun. 20 tahun adalah awal usia saya berkepala 2, dan pertanda waktu saya di dunia ini akan semakin berkurang. Dulu waktu saya masih menjadi anak - anak saya ingin cepet cepet jadi
anak gede gitu, setelah waktu berjalan saya sadar bahwa sebenarnya usia itu tidak bertambah tapi berkurang. Jika melihat kebelakang saya mengerti 1 hal, saya menyia-nyiakan hidup saya selama 20 tahun. Saya tidak pernah benar - benar serius dalam memahami hidup. Masa muda, ya masa muda adalah masa dimana kita "suka" lupa kalau kematian itu tidak melihat usia. Masa muda, ya masa muda adalah masa dimana kita "sering" lupa kalau cinta itu belum tentu jodoh kita. Cinta masa muda membuat kita kadang susah tidur, terbangun di tengah malam memikirkan orang yang kita cinta, ingin cepat cepat pagi agar kita segera bertemu dengan yang dicinta. Apalagi kalau orang yang dicinta satu kelas. Tiap hari kepikiran cinta, modus deketin, cari perhatian, kalau bahasa anak mudanya sih
mati - matian memperjuangkan cinta. Saya jadi tertawa sendiri hehehe (tulisan macam apa ini). Sampai sampai kita lupa bahwa kematian tidak melihat usia. Sampai kita lupa kalau perbuatan kita di masa muda itu juga di catat oleh malaikat di kanan kiri.
"Yah, dasar anak muda!" begitulah orang tua sering menganggap maklum. Karena mereka seolah tau memang seperti itu masa muda. Tapi saya malah menyesali masa muda itu, hingga ketika mengingatnya membuat saya sedih seolah telah membuang kesempatan berharga. Masa muda saya habiskan dengan cerita cinta monyet, patah hati ala anak muda, menghambur-hamburkan uang, tidak jujur dalam ulangan, tidak percaya dengan kemampuan diri sendiri, tidak maksimal menggunakan waktu, menyia nyiakan kepercayaan dari orang orang yang telah mendukung, mengeluh melalui sosial media, blog atau apalah, masih banyak lagi yang jika diingat dan dituliskan bisa jadi trilogi buku penyesalan anak muda hehehe. Bukti nyata dari perilaku saya dimasa muda terlihat jelas di blog ini, postingan2 saya terdahulu kalau dibaca lagi buat malu 7 turunan hehe, status di facebook juga, kalau ada yang iseng mungkin bakal ketawa sampai guling - guling memperhatikan itu semua. Kalau status dan postingan itu bisa saja di hapus, disembunyikan, agar hanya kita saja yang mampu melihatnya, tapi catatan masa lalu di buku malaikat Rokib dan Atid nggak hilang, masih jelas tertulis. Dan saya yakin ingatan itu masih sangat jelas dalam pikiran kita. Bagaimana kita di masa muda.