Sunday 10 June 2012

Under The Rain #2


Decision

Ponselku kembali bergetar lagi, sama dengan seluruh hatiku yang terjebak dalam getaran rasa yang begitu memusingkan kepala dan membolak balik jiwa. Sebuah pesan masuk dengan sender bernama Fathir. Sebuah pengakuan telah dibuatnya untukku. Jantungku terkejut dan melompat - lompat kesana kemari dengan riang tapi air mataku mengalir dengan deras tanpa bendungan. Dua perasaan tanpa ujung yang pasti datang padaku. Fathir merasakan apa yang aku rasakan. Dia mencintaiku dan aku mencintainya, tapi bagaimana dengan Deni? Apa aku harus melepasnya? Tapi kenapa Fathir tidak membuat sebuah komitmen dalam jalan cinta ini? Aku hanya diam seribu bahasa tanpa tau langkah mana yang harus kutuju.

Hingga akhirnya aku memilih langkah yang mungkin hanya fatamorgana bagiku. Aku memilih melangkah bersama Fathir dan kutinggalkan Deni dengan seribu alasan yang mungkin menyakitinya. Namun, aku merasa Deni lebih bahagia ketika aku melepaskannya pergi. Sekarang hidupnya seperti tanpa beban karena dia bisa pulang sesukanya, dia bisa dekat dengan siapapun, dan dia bisa merasakan masakan mamanya dan satu lagi, dia bisa melakukan apapun yang dia sukai yang menurut penuturannya selama ini aku melarangnya. Mungkin aku terlalu mengekangnya, tapi entah kenapa aku mengabaikannya begitu saja. Pikiran dan seluruh jiwa serta hatiku tertuju pada Fathir. Hanya dia yang ada disetiap bagian otakku dan semuanya begitu nyata dan berbeda rasanya.
Sejak kejujuran yang kita lakukan malam itu, aku dan dia menjadi semakin dekat. Rasa canggung yang tiba- tiba muncul diantara kita awalnya sempat membuat sifat salah tingkahku kambuh tak karuan rusuhnya. Dengan sigap aku mengatasinya. Alhasil semuanya teratasi dengan satu senyuman dariku. Aku belum bisa mengatasi tatapan mata dengannya, namun itu tak berlangsung lama setelah aku melihat senyuman manis yang muncul dari wajah tampannya. Dia begitu istimewa dan selalu menghadirkan cinta disetiap senyumannya.
Seusai pelajaran fisika hari ini, kita berencana untuk menonton film, ini sudah menjadi rutinitas kita sepulang sekolah. Namun, ada yang beda pada film kali ini. Bukan karena filmnya bergenre romance atau komedi. Namun, rasanya ada yang spesial pada setiap detik yang aku lewati. Aku duduk tepat disampingnya bersama dengan teman – teman kelasku yang lain. Dalam sebuah kesempatan yang tak terduga tangan kita bertemu dan seketika itu jemariku telah menyatu dengan jemarinya. Jantungku berhenti untuk beberapa saat dan kemudian bergetar dengan sangat kencang hingga aku takut jika semua orang panik mendengar getarannya. Dia hanya memasang senyuman manis itu ketika aku menatapnya. Dan saat itulah aku merasakan segala masalahku berlalu dalam genggaman tangannya. Aku merasakan setiap ion positif mengalir dari tangannya menuju tanganku dan berlanjut kesetiap aliran darahku. Aku bisa merasakan jiwanya yang tenang dan hatinya yang amat lembut dan aku merasakan setiap aliran cinta yang begitu berarti bagi dia dan diriku. Genggaman tangan itu yang selalu hadir disaat aku merasa gundah dan gelisah. Genggaman itu yang selalu hadir menemani setiap detik dalam relung jiwaku.
“Kita mau kemana teman – teman?” Tanyaku ke teman – teman seusai menonton film bergenre komedi yang mendadak jadi romance sejak kejadian itu.
“Gimana kalau kita ngepump aja?” Jawab Tama memberikan kita ide.
“Setuju banget. Itung – itung merefresh otak kita. Gimana?” Sahut Sodiq dengan antusias.
“Setuju, gimana kamu?” Ucap Fathir seraya menatapku.
Aku hanya menjawab dengan senyuman dan menjawab tatapan matanya yang hampir membuatku pingsan.
Bersama Fathir, Tama, Sodiq, dan Airin, aku berangkat menuju game centre di salah satu mall ternama. Menghabiskan berjam- jam hanya untuk tertawa dan bersenang – senang. Hingga entah bagaimana caranya tangan kamipun bertemu kembali dalam rajutan indah tanpa celah yang membuatnya enggan terlepaskan.
Hari yang benar – benar indah dan berwarna, aku merasakan cinta yang begitu luar biasa dari dirinya. Dan cinta itu begitu indah menuntunku menuju jalan cinta yang begitu berwarna. Senyuman dan perasaan gembira tak karuan membuatku tanpa sadar telah berhenti di depan kos kesayanganku. Rumahku selama aku berada di kota ini. Mungkin jika aku memilih Yogyakarta untuk meneruskan SMA/SMKku aku tak akan menemui dirinya yang begitu menawan dengan senyuman indah itu.
Semua kata rindumu semakin membuatku
Tak berdaya... Menathir rasa ingin jumpa
Percayalah padaku akupun rindu kamu
Ku akan pulang... Melepas semua kerinduan…
Yang terpendam
#Now Playing-Chrisye_Kangen
Nampaknya lagu itu tak akan beralih dari hidupku hingga aku kehilangan hasrat untuk tidak mencintainya. Tapi kurasa itu tidak akan mungkin terjadi padaku. Walau rasanya begitu aneh dan terdengar masih ragu – ragu kuucapkan, tapi aku pikir aku tak bisa menghilangkan hasrat untuk tidak mencintainya. Rasanya perasaan rindu menggebu - gebu terus mengusik hatiku takkala aku jauh darinya. Bayang – banyanganya menyelimuti setiap nafasku dan setiap senyumanku. Dunia berubah dengan hadirnya dia dalam hidupku. Selalu hadir dengan senyuman dan ketenangan jiwa yang tak semua orang bisa lakukan untukku. Cinta hadir dengan tiba – tiba diantara kita. Memang waktunya begitu cepat, tapi aku merasa aku mencintainya sudah terlalu lama.

No comments:

Post a Comment