Friday 20 March 2015

Ranum



 bayang bayangmu hanya ada dalam ilusi
semburat senyum yang tak mudah kulupa
sorot mata tajam penuh arti
wajah tenangmu tanpa poles pun tak apa

raut mukamu berubah
memaknai hadirku yang membuatmu gundah
apakah kau tak ingin bertemu?

sudah sejauh ini aku melangkah wahai Ranum,
kenapa tak ada sepatah katapun yang kau ucap?
apa aku memang tak bermakna apapun?

Ranum oh Ranum,
kau tau? Aku membiarkanmu berulah seenaknya
kadang kau datang padaku,

kadang kau tak butuh aku
kadang kau begitu sayang dan tak ingin melepasku
tapi juga kadang kau begitu saja berkata kasar padaku
kau tau Ranum, puisi ini sebenarnya bukan ungkapan hatiku
puisi ini hanya sebuah tulisan yang sejatinya aku jadikan sebuah media
kelak ketika aku menemukan penggantimu,
mungkin sesekali aku akan mengenangmu Ranum,
gadis belia yang sempat membuatku lupa diri.

Semarang, 20 Maret 2015
Iin Indah

No comments:

Post a Comment