Thursday 26 March 2015

Tempo Hari


petang ini aku ingin bercerita Ranum,
tempo hari raga ini bertemu seorang gadis
berwajah bulat dengan rambut terikat kuda
senyumnya diikuti lesung pipit yang hanya ada disebelah pipi kiri
kehadirannya sempat membuatku terkejut
dia menginginkan kursi kosong di depanku
dia bilang dia sendirian, ingin duduk bersamaku
tangan kanannya membawa sebuah buku
nampaknya dia gemar membaca
sebuah buku karya Khalil Gibran
kemudian kami memulai percakapan
kami beradu argumen tentang sastra dan puisi
aku melihatnya bersemangat sekali Ranum,
dia berbicara dengan ringan
dan tawanya renyah di dengar

tapi apa kau tau Ranum,
di sela - sela tawanya aku malah mengingatmu,
aku ingat betul bagaimana kau tertawa
ketika berhasil menggodaku dengan leluconmu
yang kadang membingungkan itu
Aku ingat betul,
bagaimana kau selalu punya ide untuk membahagiakan dirimu
Aku ingat bagaimana matamu itu berbinar binar
atau kadang kau tertawa sampai sakit perut
sampai berlinang air matapun pernah
Dan sekarang aku terdiam
entah kapan aku bisa keluar dari bayang - bayangmu
Maafkan aku Ranum,
aku mengingatmu kembali,
padahal tempo hari aku sudah ikhlas melepasmu
Aku,
aku hanya ingin bercerita Ranum,
tentang gadis itu, yang aku sendiri tak tau siapa namanya
dan Maafkan aku Ranum, aku juga tidak memiliki fotonya
mungkin suatu hari kursi itu akan terisi oleh suara tawa yang lain
Entah kapan Ranum,
aku masih berusaha.

Semarang, 26 Maret 2015
-Iin

No comments:

Post a Comment